Perang Salib II: Kisah Kekalahan Dinasti Murabithun di Eropa
Perang Salib II terjadi pada 1147-1150. Di barat Eropa, tepatnya di Semenanjung Iberia, pasukan Salib berupaya mengusir Dinasti Murabithun yang berkuasa di Andalusia .
Dinasti Murabithun berasal dari Maghrib atau Maroko . Dinasti tersebut didirikan oleh Suku Berber pada tahun 1040. Masuknya Dinasti Murabithun ke Andalusia, Semenanjung Iberia karena keterlibatan Dinasti Murabithun pada Pertempuran Sagrajas 1086.
Pertempuran tersebut berhasil dimenangkan oleh Dinasti Murabithun yang berhasil memukul mundur invasi kerajaan-kerajaan Kristen di utara Semenanjung Iberia.
Pada tahun 1090, Yusuf bin Tasyfin memutuskan untuk menaklukkan Andalusia dengan cara menundukkan thaifah-thaifah yang terdapat di Andalusia di bawah pemerintahan Dinasti Murabithun.
Perang Lisbon
Jonathan Phillips dalam bukunya berjudul "The Crusades 1095-1204" (New York: Routledge 2014) menyebut pertempuran yang bersejarah di Perang Salib II dari front barat adalah Pertempuran Lisbon yang terjadi dari tanggal 1 Juli 1147 hingga 25 Oktober 1147. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh Kerajaan Portugal , dibantu oleh pasukan Salib yang datang dari Inggris .
Pasukan Salib tersebut bertujuan mengikuti Perang Salib di Yerusalem akan tetapi singgah di pantai utara Porto dan akhirnya membantu Kerajaan Portugal yang dipimpin oleh Afonso I untuk merebut Lisbon dari Thaifah Badajoz.
Kondisi politik Islam yang penuh persaingan antara dinasti-dinasti kecil membuat kekuatan Islam lemah, tidak seperti masa-masa Kekhalifahan Cordoba dan Dinasti Murabithun.
Dengan jatuhnya Lisbon, penguasaan Islam atas kota tersebut telah selesai. Selain pertempuran Lisbon, Perang Salib di front barat juga terjadi antara Alfonso VII, Raja Leon, dan Castilla melawan Dinasti Murabithun yang pada waktu itu kekuatannya melemah.
Dengan bantuan pasukan Salib dari Prancis dan Genoa, akhirnya Almeria (sebuah kota pelabuhan yang ramai) dapat direbut kembali dari tangan Islam. Tidak hanya Almeria, kota-kota lain seperti Valencia, Murcia, dan Tortosa dapat direbut pada tahun 1148.
Menurut Jonathan Phillips, Dinasti Murabithun pada waktu itu melemah karena dipimpin dari Marakech, Maroko. Jadi ketika berperang melawan pasukan Salib, kekuatan Dinasti Murabithun di Andalusia tidak seperti masa pemerintahan Yusuf bin Tasyfin ketika awal memasuki Andalusia pada tahun 1086.
Selain itu Dinasti Murabithun terdesak oleh kekuatan baru yaitu Kekhalifahan Muwahhidun yang terus menyerang hingga Marakech berhasil direbut pada tahun 1147 dan mengakhiri pemerintahan Dinasti Murabithun.
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut di front barat, pasukan Salib memenangkan pertempuran karena empat faktor, antara lain sebagai berikut:
1. Semangat Reconquista yang didengungkan oleh kerajaan-kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia untuk merebut kembali tanah yang dikuasai Islam.
2. Dukungan dari Paus Eugene III sebagai pemimpin tertinggi Katolik sehingga kerajaan-kerajaan di Eropa dapat membantu perjuangan kerajaan-kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia
3. Dinasti Murabithun sebagai penguasa di Andalusia mengalami keterpurukan di bidang politik dan militer karena terdesak oleh kekuatan baru, yaitu Kekhalifahan Murabithun.
4. Munculnya dinasti-dinasti Islam kecil pasca Dinasti Murabithun tahun 1147 mempermudah jalan pasukan Salib memenangkan berbagai pertempuran di Andalusia.
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment