Abdul Malik yang Berjuluk Abul Muluk karena 4 Putranya Jadi Khalifah

Abdul Malik yang Berjuluk...
Pada masa awal pemerintahannya, Abdul Malik mengalami banyak hambatan dalam menjalankan pemerintahan. Ilustrasi: Ist
Abdul Malik adalah Khalifah Dinasti Umayyah dan mengganti kedudukan ayahnya, Marwan bin Hakam. Nama lengkap dan trahnya yaitu Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul Aas bin Umayya bin Abd Shams bi Abdi Manaf bin Qussai bin Kilab.

Samsul Nizar dalam "Sejarah Pendidikan Islam (Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia)" (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) menjelaskan para sejarawan mengenal Abdul Malik dengan sebutan Abul Muluk atau ayah para raja.

"Hal ini karena empat putranya, yaitu Al Walid, Sulaiman, Yazid II, dan Hisyam adalah para khalifah Dinasti Umayyah yang membawa dinasti ini mencapai masa keemasannya," tulis Samsul Nizar.

Abdul Malik lahir pada tahun 23 H pada bulan Ramadan . Armai Arief dalam bukunya berjudul "Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Pendidikan Islam Klasik" (Bandung: Angkasa, 2004) menyebut dari segi pendidikan, Abdul Malik bin Marwan dibesarkan dari keluarga ningrat.

Pendidikan, kesejahteraan dan spiritual ia dapatkan dengan mudah. Walaupun demikian sebelum ia diangkat menjadi khalifah ia tergolong orang yang tidak begitu menyukai kemewahan berupa fasilitas-fasilitas dari ayahnya.

"Pada masa mudanya, ia termasuk sosok yang zuhud , faqih dan dianggap sebagai salah satu ulama besar di kota Madinah," tulis Armai Arief

Ia sempat menjabat gubernur kota Madinah di usia 16 tahun, di era Muawiyyah. Selanjutnya ia menjadi khalifah menggantikan ayahnya Marwan bin Hakam. Ayahnya meninggal karena dibunuh oleh ibu tirinya sendiri.

Abdul Malik bin Marwan tercatat berhasil menyingkirkan khalifah yang legal yaitu Abdullah bin Zubair . Ia berhasil mengambil Irak dari tangan Abdullah bin Zubair dan menaklukan Hijaz secara keseluruhan. Setelah Abdullah bin Zubair terbunuh maka ia dibaiat menjadi Khalifah sejak tahun 73 H/692 M.

Pada masa awal pemerintahannya, Abdul Malik mengalami banyak hambatan dalam menjalankan pemerintahan. Karena ketika itu bangsa Arab terpecah menjadi beberapa kelompok dengan fanatisme kesukuan masing-masing. Mereka yang tidak puas atas kebijakan Marwan bin al-Hakam, memberontak, sehingga wilayah kekuasaan Islam Dinasti Umayyah berada di ujung kehancuran.

Pemberontakan pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan, antara lain: (1) Pemberontakan golongan Syi’ah tahun 66 H/586 M; (2) Pemberontakan Abdullah bin Zubair tahun 72H/692 M; (3) Pemberontakan kaum Khawarij; (4). Pemberontakan Amruh ibnu Said tahun 70 H/692 M.

Pada masa awal pemerintahannya, Abdul Malik tidak terlibat langsung di dalam pertempuran musuh-musuh yang saling berebut pengaruh. Ia hanya menjadi penonton saja dan menunggu kelemahan mereka diserang.

Setelah hancurnya pasukan Khawarij dan pasukan Zubair, Abdul Malik baru mengambil langkah untuk mengatasi kekuatan yang dianggap sudah cukup membahayakan kekuasaannya.

Kekuatan-kekuatan yang dianggap telah membahayakan kekuasaannya adalah kekuatan Zubair dan kekuatan yang menentang pemerintahan yang dipimpin oleh Amru bin Sa`id di Syiria.

Kekuatan Amru ini dapat dilumpuhkan oleh pasukan Abdul Malik. Setelah dilumpuhkannya, Abdul Malik menawarkan ampunan kepadanya. Tawaran itu diterima Amru yang kemudian bergabung dengan Khalifah Abdul Malik. Namun setelah ia bergabung, Amru dihianati dan dibunuh oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Ini merupakan taktik licik yang digunakan Khalifah Abdul Malik bin Marwan dalam menyisihkan musuh yang membahayakan kekuasaan Islam.

Abdul Malik bin Marwan wafat pada bulan Syawal tahun 86 Hijriah dalam usia 60 tahun. Ia mewariskan fundamen kekuasaan yang sangat kokoh bagi terbangunnya sebuah dinasti yang disegani dunia.

(mhy)

No comments: