Akhir Mengenaskan Penyair Yahudi yang Suka Mencerca Nabi
Menurut beberapa hadits dalam Shahih Bukhari, ia menulis puisi satire untuk Nabi Muhammad, memuji Quraisy, dan membujuk mereka untuk melawan kaum Muslimin. Dia datang ke Makkah untuk menyalakan api peperangan dan kebencian terhadap umat Islam di Madinah.
Ka’ab sangat marah dan dendam atas kemenangan kaum Muslimin saat Perang Badar. Terlebih, beberapa tokoh Quraisy dieksekusi dalam peperangan di Badar tersebut. Ka’ab datang kepada kaum Quraisy agar kembali mengangkat senjata untuk mendapatkan kembali kehormatan mereka yang terampas.
Dia bahkan membuat kesepakatan dengan seorang tokoh Makkah, Abu Sufyan, untuk menjalin kerjasama antara Yahudi dengan Quraisy Makkah untuk melawan Rasulullah dan kaum Muslimin di Madinah. Ka'ab kembali ke Madinah sambil merangkum bait-bait syair yang menjelek-jelekkan istri para sahabat dengan ketajaman lidahnya.
Tabiat Ka’ab pun sampai di telinga Nabi dan para sahabat. Sampai-sampai, Allah SWT menurunkan salah satu ayat Alquran dalam QS An-Nisa ayat 51, yang artinya:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab? Mereka percaya kepada yang disembah selain Allah dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah) bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman” (QS An-Nisa: 51).
Rasulullah kemudian mengumpulkan para sahabat dan bertanya kepada mereka, “Siapa yang berani menghadapi Ka’ab bin Asyraf?” Sesungguhnya dia telah berani menyakiti Allah dan rasul-Nya.” Muhammad bin Maslamah kemudian bangkit dan berkata, “Saya ya Rasulullah.”
Muhammad bin Maslamah kemudian bersiasat untuk menemui Ka’ab. Dia seakan mengeluhkan sedekah yang dipungut darinya. Pada satu malam, Muhammad bin Maslamah yang ditemani oleh Abu Na’ilah, saudara sepersusuan Ka’ab yang sudah menjadi Muslim, menemui Ka’ab.
Sebelum menemui Ka’ab, dia berpesan kepada temannya, jika melihatnya merangkul tubuh dan mencium rambut Ka’ab, maka hal tersebut merupakan tanda untuk menghabisi Ka’ab.
Para sahabat nabi kemudian menemui Ka’ab yang malam itu mengenakan wewangian. Abu Na’ilah pun mencium rambut Ka’ab dan merangkulnya. Abu Nailah lantas mengatakan kepada sahabat, “Bunuhlah musuh Allah ini!” Pedang-pedang mereka bertemu. Ka’ab berhasil dikalahkan tanpa perlawanan. Musuh Allah itu pun menjerit dengan keras sebelum ajal menjemputnya.Rol
No comments:
Post a Comment