Ketika Rasulullah Diminta Meramal: Aku Bukan Tukang Tenung

Ketika Rasulullah Diminta...
Rasulullah SAW kemudian memproklamirkan perang dengan kedustaan yang tidak berlandaskan ilmu, petunjuk maupun dalil syara. Ilustrasi: Pinterest
Nabi Muhammad SAW datang dan dijumpainya di tengah-tengah masyarakat ada sekelompok manusia tukang dusta yang disebut kuhhan ( dukun ) dan arraf (tukang ramal). Mereka mengaku dapat mengetahui perkara-perkara gaib baik untuk masa yang telah lalu maupun yang akan datang, dengan jalan mengadakan hubungan dengan jin dan sebagainya.

"Justru itu Rasulullah SAW kemudian memproklamirkan perang dengan kedustaan yang tidak berlandaskan ilmu, petunjuk maupun dalil syara'," tulis Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya yang diterjemahkan H. Mu'ammal Hamidy berjudul "Halal dan Haram dalam Islam" (PT Bina Ilmu, 1993).

Rasulullah membacakan kepada mereka wahyu Allah yang berbunyi:

"Katakanlah! Tidak ada yang dapat mengetahui perkara gaib di langit dan di bumi melainkan Allah semesta." ( QS an-Naml : 65)

Bukan Malaikat , bukan jin dan bukan manusia yang mengetahui perkara-perkara gaib. Rasulullah juga menegaskan tentang dirinya dengan perintah Allah SWT sebagai berikut:

"Kalau saya dapat mengetahui perkara gaib, niscaya saya dapat memperoleh kekayaan yang banyak dan saya tidak akan ditimpa suatu musibah; tidak lain saya hanyalah seorang (Nabi) yang membawa kabar duka dan membawa kabar gembira untuk kaum yang mau beriman." ( QS al-A'raf : 188)

Allah memberitakan tentang jinnya Nabi Sulaiman sebagai berikut:

"Sungguh andai kata mereka (jin) itu dapat mengetahui perkara gaib, niscaya mereka tidak kekal dalam siksaan yang hina." ( QS Saba' : 14)

Oleh karena itu, barang siapa mengaku dapat mengetahui perkara gaib yang sebenarnya, berarti dia mendustakan Allah, mendustakan kenyataan dan mendustakan manusia banyak.

Sebagian utusan pernah datang ke tempat Nabi, mereka menganggap bahwa Nabi adalah salah seorang yang mengaku dapat mengetahui perkara gaib. Kemudian mereka menyembunyikan sesuatu di tangannya dan berkata kepada Nabi: Tahukah tuan apakah ini? Maka Nabi menjawab dengan tegas:

"Aku bukan seorang tukang tenung, sebab sesungguhnya tukang tenung dan pekerjaan tenung serta seluruh tukang tenung di neraka."

(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: