Nabi Muhammad Dikenal dalam Sosiologi Agama sebagai Nabi Bersenjata

Nabi Muhammad Dikenal...
Salah satu karakteristik historis agama Islam ialah kesuksesan yang cepat luar biasa dalam ekspansi militer dan politik. Ilustrasi: Ist
Cendekiawan muslim, Nurcholish Madjid atau Cak Nur (1939-2005) mengatakan salah satu karakteristik historis agama Islam ialah kesuksesan yang cepat luar biasa dalam ekspansi militer dan politik .

Seperti halnya dengan Nabi Musa as dan beberapa Nabi yang lain, Nabi Muhammad dikenal dalam sosiologi agama sebagai "nabi bersenjata" (armed prophet).

"Akan tetapi jauh melampaui prestasi Nabi Musa as, Nabi Muhammad SAW berhasil merampungkan hal-hal yang berlipat ganda lebih besar dari yang dirampungkan oleh Nabi Musa dan generasi berikutnya sampai Nabi Daud as ," ujar Nurcholish Madjid dalam buku berjudul "Islam Doktrin dan Peradaban" (Paramadina, 1992).

Ketika Rasulullah SAW wafat, praktis seluruh Jazirah Arabia telah tunduk kepada Madinah , dan hanya selang beberapa tahun saja sesudah itu wilayah kekuasaan politik Islam meluas sampai meliputi daerah inti peradaban manusia saat itu.

Ada indikasi bahwa ekspansi militer ke luar Jazirah Arabia itu mula-mula dilakukan dalam keadaan terpaksa dan untuk tujuan pertahanan diri.

Ini bisa dilihat bahwa salah satu yang mendorong Muslim keluar Jazirah Arabia dan mengadakan berbagai ekspedisi militer ialah karena berita-berita yang telah beredar saat-saat terakhir hidup Nabi bahwa orang-orang Byzantium yang telah merasa terancam oleh munculnya gerakan Islam itu telah menyiapkan pasukan yang sangat besar di perbatasan utara untuk menghancurkan masyarakat Islam.

Bahkan sebelum wafatnya, Rasulullah SAW telah sempat mengirim ekspedisi militer ke sana. Ekspedisi yang dikirim Nabi itu kemudian ditafsirkan sebagai semacam wasiat yang harus dilaksanakan, dan itulah permulaan sekalian ekspedisi dan ekspansi militer yang terjadi selanjutnya.

Akan tetapi dinamika gerakan perluasan itu kemudian seperti tidak dapat dikekang, dan dalam tempo amat singkat umat Islam menguasai sepenuhnya "daerah beradab" yang membentang dari Lautan Atlantik di barat sampai Gurun Gobi di timur.

Sebuah kemaharajaan (empire) dunia telah lahir dengan keluasan wilayah yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah umat manusia.

Disebabkan oleh ciri kekuasaan itu maka sejak dari semula, khususnya di kalangan kaum Sunni , agama Islam dengan erat terkait dengan kemapanan politik.

Di antara sekian banyak implikasinya ialah bahwa para pemimpin Islam, baik yang berada pada lingkungan kekuasaan maupun yang menekuni bidang pemikiran, banyak sekali disibukkan oleh usaha-usaha mengatur masyarakat dan negara sebaik-baiknya.

Ini mendorong kepada curahan perhatian yang luar biasa besar untuk menggali dan mengembangkan unsur-unsur dalam ajaran agama Islam yang berhubungan dengan masalah pengaturan masyarakat dan negara.

(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: