Nabi Sulaiman Disebut yang Pertama Bangun Pemandian, Pemicunya Ratu Bilqis, Ini Kisahnya

Peradaban Islam sudah lama mengenal pemandian Red: Nashih Nashrullah Kamar mandi. Ilustrasi. Peradaban Islam sudah lama mengenal pemandian
Foto: Dok: Kohler
Kamar mandi. Ilustrasi. Peradaban Islam sudah lama mengenal pemandian

Kamar mandi merupakan kebutuhan asasi dalam sejarah peradaban manusia, termasuk dalam sejarah Islam. Siapakah yang pertama kali menginiasi konsep kamar mandi?

Dalam kitab Al-Adab wa al-Ahkam al-Muta'alliqah bi al-Hammam, Ibnu Katsir menjelaskan, banyak ahli tafsir dan sejarah yang mengatakan bahwa orang yang pertama kali membangun pemandian adalah Sulaiman bin Daud 'alaihissalam.k, Begini Faktanya

Alasan pembangunannya adalah karena Bilqis datang kepada Nabi Sulaiman dan beliau melihat banyak bulu di kaki Ratu Saba itu.

Sulaiman pun meminta kepada para peri untuk mencukur bulu-bulu tersebut, lalu mereka membuatkan untuknya sebuah lampu, dan mereka membuatkan untuknya sebuah pemandian.

Satu sumber menyebut, ketika Nabi Sulaiman 'alaihissalam memasukinya, dia merasakan panasnya, lalu ia berkata, “Wahai, pergilah dari azab Allah, pergilah sebelum ini tidak menolong, pergilah (panasnya).

Pemandian ini pun akhirnya masih berlaku ketika itu di kalangan non Arab, seperti Romawi dan Koptik, serta bangsa-bangsa lainnya.

Sementara itu, orang-orang Arab Hijaz dan semisalnya, mereka tidak membutuhkannya, dan tidak dikenal di negeri mereka hingga setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW SAW pada masa sahabat.

Hadits yang menceritakan bahwa Nabi SAW masuk ke pemandian Jahifah, menurut kesepakatan para ahli hadis, adalah tidak sahih.

Akan tetapi, hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah dalam kitabnya yang ia susun: Atas riwayat Isma'il bin Aliyah dari Ayyub dari Ikrimah, bahwa Ibnu Abbas RA, dialah yang masuk ke dalam kamar mandi al-Jahifah.

Sementara itu, ketika berada...

Sementara itu, ketika berada di kamar mandi, setiap Muslim harus memperhatikan adab berikut ini.

Pertama, mengucapkan doa sebelum memasuki kamar mandi

Sebagaimana dalam hadis dijelaskan bahwa Nabi Muhammad ketika memasuki jamban mengucapkan bismillah dan mengucapkan doa.

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِى آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ

Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan “Bismillah.” (HR. Tirmidzi).

Kemudian, dalam hadis lain dari Anas bin Malik, beliau mengatakan:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ 

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan)." (HR Bukhari dan Muslim).

Kedua, mendahulukan kaki kanan daripada kaki kiri

Mendahulukan kaki kanan dalam setiap perkara adalah salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW, termasuk ketika memasuki kamar mandi.

Bahkan, Nabi Muhammad juga sudah terbiasa memakai sandal dengan mendahulukan kaki kanan daripada kaki kiri. Sebagaimana terdapat dalam hadits:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ

Nabi SAW lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik). (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga...

Ketiga, tidak menghadap kiblat atau pun membelakanginya Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi SAW bersabda:

« إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا » . قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ ، فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى

Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah ta’ala. (HR. Bukhari dan Muslim).

Keempat, dilarang banyak berbicara termasuk mengucapkan dzikir atau salam

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

أَنَّ رَجُلاً مَرَّ وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَبُولُ فَسَلَّمَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ

"Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya." (HR Muslim).

Kelima, mengucapkan doa setelah keluar kamar mandi

Berdoa setelah keluar dari kamar mandi adalah kebiasaan yang dilakukan oleh banyak orang dengan berbagai alasan.

Ada yang melakukannya sebagai tanda rasa syukur atas kesempatan untuk membersihkan diri, ada juga yang melihatnya sebagai momen untuk berterima kasih atas keselamatan dan kesehatan. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الْغَائِطِ قَالَ غُفْرَانَكَ 

Nabi SAW biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).”ROl

No comments: