Surat KH. Hasyim Asy’ari pada Mufti Besar Palestina Syeikh Amin Al-Husaini

 

Pendiri NU ini memberikan apresiasi atas perhatian Syeikh H.M. Amin Al-Husaini terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, begitu sebaliknya perhatian KH Hasyim Asy’ari pada Palestina

PADA masa pendudukan Jepang di Indonesia, pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia terus berlanjut dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tokoh-tokoh Muslim di dunia. Salah satu bukti nyata dari solidaritas internasional ini adalah komunikasi antara Ketua Kongres Islam Sedunia di Palestina, Syeikh H.M. Amin Al-Husaini, dan KH. Hasyim Asy’ari, ulama besar Indonesia yang juga merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Surat balasan dari KH. Hasyim Asy’ari kepada Syeikh H.M. Amin Al-Husaini mencerminkan ikatan solidaritas yang kuat antara umat Islam di Indonesia dan Palestina dalam menghadapi penjajahan serta perjuangan untuk meraih kemerdekaan.

Dalam surat balasannya yang tercatat dalam buku berjudul Sedjarah Hidup K.H.A. Wahid Hasjim dan Karangan Tersiar 1957 (341-342) oleh Abu Bakar Atjeh, KH. Hasyim Asy’ari memberikan apresiasi yang mendalam atas perhatian Syeikh H.M. Amin Al-Husaini terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pada 25 Syawal 1363 (12 Oktober 1944), Majelis Syuro Muslimin Idonesia (Masyumi) mengadakan rapat lengkap di Jakarta. Di antara yang dirundingkan: Pertama, pengakuan Dai Nippon Teikoku tentang kemerdekaan Indonesia.

Kedua, sambutan Syeikh H.M.Amin Al-Husaini (berupa surat), Ketua Kongres Islam Sedunia di Palestina yang saat itu sedang di Berlin (Jerman).

H.M. Amin Al-Husaini yang saat itu sedang berada di Berlin, Jerman, mengirimkan surat yang menunjukkan dukungannya kepada Indonesia dalam menghadapi penjajahan Jepang. KH. Hasyim Asy’ari, mewakili kaum Muslimin Indonesia dan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), menyampaikan rasa terima kasihnya melalui balasan kawat.

Balasan Surat KH. Hasyim Asy'ari
Muhammad Amin al-Husaini Djerman
dengan antara perdana menteri Koiso Tokio.
atas perhatian tuan dan seluruh alam Islam tentang djandji Indonesia merdeka, Madjlis Sjuro Muslimin Indonesia, atas nama kaum muslimin se-Indonesia, menjatakan terima kasih.
asy-syukru walhamdulillah.
Guna kepentingan islam kami lebih perhebatkan perdjuangan kami di samping dai nippon sampai kemenangan achir tertjapai. Moga-moga pula perdjuangan tuan untuk kemerdekaan negeri Palestina dan negeri-negeri Arab lainnja tertjapai.
Madjlis Sjuro Muslimin Indonesia.
Hasjim Asj'ari.

Surat balasan KH. Hasyim Asy’ari ini penuh dengan semangat persatuan dan kerja sama di antara umat Islam di berbagai belahan dunia. KH. Hasyim menegaskan bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia terus diperkuat di samping Jepang (dai Nippon), yang pada saat itu memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Pada saat yang sama, KH. Hasyim Asy’ari juga mendoakan perjuangan H.M. Amin Al-Husaini untuk kemerdekaan Palestina dan negara-negara Arab lainnya agar segera tercapai.

Kepedulian dan Dukungan Timbal Balik

Dari surat balasan ini, terlihat jelas adanya hubungan saling mendukung antara dua tokoh penting di dunia Islam tersebut. KH. Hasyim Asy’ari menunjukkan kepeduliannya terhadap perjuangan bangsa Palestina yang juga sedang berada di bawah penjajahan.

Hal ini sejalan dengan prinsip persaudaraan umat Islam yang tertera dalam banyak ajaran agama, di mana sesama Muslim di berbagai penjuru dunia harus saling mendukung dalam menghadapi penindasan.

Di sisi lain, Syeikh H.M. Amin Al-Husaini yang dikenal sebagai mufti besar Palestina juga menunjukkan sikap peduli terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Meskipun sedang berada di Eropa untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsanya sendiri, ia tetap meluangkan waktu untuk memberikan dukungan kepada Indonesia.

Ini adalah bukti bahwa perjuangan kemerdekaan bagi umat Islam tidak mengenal batas geografis, melainkan menjadi perjuangan bersama.

Kedua tokoh ini tidak hanya mewakili perjuangan masing-masing negara, tetapi juga menjadi simbol penting dari perlawanan umat Islam terhadap penjajahan global yang pada saat itu masih merajalela.

Dalam konteks ini, surat-menyurat mereka menjadi bukti kuat bahwa umat Islam di berbagai negara saling bahu-membahu demi cita-cita yang sama, yakni kebebasan, kemerdekaan, dan kesejahteraan umat.

KH. Hasyim Asy’ari melalui surat balasannya juga menyiratkan bahwa kemenangan perjuangan tidak hanya terbatas pada kemerdekaan Indonesia, tetapi juga mencakup kemenangan bagi umat Islam di Palestina dan negara-negara Arab lainnya.

Dengan demikian, ia menggambarkan perjuangan umat Islam sebagai sebuah kesatuan yang harus saling memperkuat.

Hubungan ini menunjukkan bahwa KH. Hasyim Asy’ari bukan hanya seorang ulama besar di Indonesia, tetapi juga seorang tokoh yang peduli terhadap isu-isu internasional, terutama yang berkaitan dengan kemerdekaan bangsa-bangsa Muslim.

Hal ini menggarisbawahi peran pentingnya dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kebebasan, baik di tingkat nasional maupun global.

Surat KH. Hasyim Asy’ari kepada H.M. Amin Al-Husaini merupakan bukti sejarah yang mengabadikan semangat solidaritas antara umat Islam di Indonesia dan Palestina dalam melawan penjajahan.

Kepedulian yang ditunjukkan oleh kedua tokoh besar ini menginspirasi kita bahwa perjuangan untuk meraih kemerdekaan dan keadilan adalah tugas bersama yang harus didukung oleh setiap Muslim di seluruh dunia.

Ini juga menegaskan bahwa persaudaraan Islam dapat melampaui batas-batas negara, membawa harapan dan dukungan bagi mereka yang sedang berjuang demi kebebasan.*/Mahmud Budi Setiawan

No comments: