Alasan Iblis Menolak Didoakan Sahabat Nabi

Dengan menyamar sebagai manusia, iblis lebih dahulu menolong seorang sahabat Nabi. Red: Hasanul Rizqa ILUSTRASI Makam Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat Nabi dari kalangan difabel netra.
Foto: dok wiki
ILUSTRASI Makam Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat Nabi dari kalangan difabel netra.
Di kalangan sahabat Nabi Muhammad SAW, ada seorang yang menyandang disabilitas. Dialah Abdullah bin Ummi Maktum.

Keterbatasan fisik tidak lantas melemahkan ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, Muhammad SAW.

Difabel netra tidak menjadi alasan baginya untuk enggan pergi ke masjid atau menghadiri majelis ilmu.

Ia tetap berangkat ke Masjid Nabawi untuk menunaikan sholat jamaah serta mendengarkan dakwah Rasulullah SAW. Bahkan, kedua hal itulah yang paling menyenangkan hatinya.

Walaupun tidak bisa melihat, Ibnu Ummi Maktum terkenal peka terhadap waktu. Ia dapat mengetahui masuknya waktu shalat dengan tepat.

Karena itu, Nabi Muhammad SAW membolehkannya untuk mengumandangkan azan bilamana Bilal bin Rabah berhalangan.

Semangatnya dalam beribadah didasari niat ikhlas Lillahi Ta'ala. Allah SWT pun meridhai langkah-langkahnya yang menuju kebajikan.

Hal itu tersirat dalam perkataan Rasul SAW ketika berjumpa dengannya, “Selamat datang wahai orang yang dititipkan Tuhanku untuk diperlakukan dengan baik.” Pernah beliau bertanya kepadanya, “Sejak kapan engkau kehilangan penglihatan?” “Sejak kecil, ya Rasulullah,” jawab Ibnu Ummi Maktum.

Kemudian, Nabi Muhammad SAW bersabda, Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Jika Aku mengambil penglihatan hamba-Ku, tidak ada balasan yang lebih pantas kecuali surga.'”

Menghadapi teguhnya iman sang sahabat Nabi SAW tersebut, iblis sampai-sampai kehabisan akal.

Biasanya musuh Allah SWT itu amat gemar merintangi Muslimin yang hendak berjamaah di masjid dengan pelbagai bujuk rayu. Namun, makhluk itu justru menolong Ibnu Ummi Maktum dalam perjalanan ke Masjid Nabawi.

Dikisahkan, Sang Sahabat dihampiri seorang pemuda saat sedang berjalan menuju masjid. Remaja tersebut dengan sangat hati-hati menuntunnya sehingga perjalanan ke Masjid Nabawi tidak terkendala satu kerikil pun.

Sesampainya di tujuan, Ibnu Ummi Maktum tidak hanya berterima kasih kepada penolongnya itu. Ia pun ingin mendoakannya.

“Tolong sebutkan namamu,” kata Ibnu Ummi Maktum. “Lebih baik tidak perlu kusebutkan,” kata si pemuda. Tiga kali sahabat Rasul itu mengajukan permintaan.

Namun, jawaban yang sama pun disampaikan lelaki penolong tersebut. Ibnu Ummi Maktum kemudian berkata, “Jika demikian sikapmu, cukuplah sampai di sini saja engkau menuntunku ke masjid. Aku tidak mau engkau menolongku lagi karena engkau tidak mau didoakan.”

Akhirnya, si pemuda mengungkapkan alasannya. “Wahai Ibnu Ummi Maktum, ketahuilah bahwa sesungguhnya aku adalah iblis.”

Terkejut mendengar pernyataan itu, lelaki difabel netra tersebut bertanya lagi, “Lantas, mengapa kamu menuntunku ke masjid dengan selamat? Bukankah semestinya kamu, iblis, mencegahku sampai ke masjid?”

“Mungkin engkau sudah lupa. Beberapa waktu lalu, engkau berjalan sendirian ke masjid dan kakimu tersandung batu. Apa yang kau ucapkan saat terjatuh? Engkau justru berdoa kepada Allah SWT sehingga Dia mengampuni dosamu yang separuh,” kata Iblis.

“Maka, aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Aku takut kalau engkau jatuh lagi dalam perjalanan ke masjid, Allah akan menghapuskan dosamu yang separuhnya lagi. Jika begitu, sia-sia saja kami menggodamu selama ini,” ujarnya.  Rol

No comments: