Bebalnya Kaum Yahudi Menolak Kebenaran

Seorang sahabat Nabi dari kalangan Yahudi menunjukkan betapa keras kepala kaum ini. Red: Hasanul Rizqa Para penganut Yahudi di Tembok Ratapan (ilustrasi)
Foto: abc.net.au
Para penganut Yahudi di Tembok Ratapan (ilustrasi)
Di antara golongan-golongan yang memusuhi Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW ialah kaum Yahudi. Mereka memang sudah mengetahui bahwa akan datang utusan Allah di akhir zaman. Harapannya, sosok Khatam al-anbiya wal mursalin itu muncul dari kelompoknya, Bani Israil.

Pada faktanya, Allah tidak memilih Bani Israil sebagai tempat kemunculannya sang nabi akhir zaman. Rasulullah SAW lahir sebagai keturunan Nabi Ismail AS. Inilah yang memicu kedengkian kaum Yahudi.

Bagaimanapun, tidak semua mereka dapat digeneralisasi. Ada beberapa orang Yahudi yang menyatakan iman dan Islam. Di antaranya adalah Abdullah bin Salam.

Dia merupakan tokoh Yahudi di Madinah. Sejak kota ini belum dihuni Rasulullah SAW, ia sudah meyakini bahwa Madinah akan menjadi tempat tinggal sang nabi akhir zaman. Sebab, demikianlah yang dinubuatkan kitab Taurat.

Sejak berislam, dia mengganti nama lahirnya, yakni Husain, menjadi Abdullah. Ini atas saran Rasulullah SAW. Namun, cukup lama sahabat Nabi ini merahasiakan keislamannya pada kaumnya sendiri.

Sampai suatu saat, Abdullah bin Salam berkesempatan mengadukan persoalannya kepada Nabi SAW. "Wahai Rasulullah," katanya, "orang-orang Yahudi gemar menutupi kebenaran dan mengikuti jalan kesesatan. Saya memohon kepada engkau, berkenanlah kiranya memanggil para ketua mereka, kaum Yahudi itu. Namun, jangan sampai mereka mengetahui bahwa saya telah memeluk Islam."

Rasulullah pun menerima permintaan itu. Abdullah kemudian disuruh masuk ke sebuah kamar berbilik, sementara beliau menerima langsung para pemuka Yahudi.

Di hadapan mereka, Rasulullah mengabarkan peringatan Allah SWT serta ayat-ayat Alquran. Akan tetapi, kebanyakan mereka tidak mau berislam. Bahkan, dengan sombong mereka menuding ajaran yang dibawa Nabi SAW sebagai sesat.

Mengetahui betapa keras hati para pemuka Yahudi itu, kini giliran Rasulullah menanyakan kepada mereka ihwal sosok Husain alias Abdullah bin Salam. "Bagaimana kedudukan Husain menurut kalian?" tanya Rasulullah SAW.

"Dia merupakan pemimpin kami dan pemuka agama kami," jawab mereka serempak.

"Seandainya Husain masuk Islam, maukah kalian mengikutinya?" tanya Nabi SAW lagi.

"Tidak mungkin dia masuk Islam!" bantah mereka semua.

Husain alias Abdullah bin Salam pun keluar dari kamar tempatnya bersembunyi. Sudah jelas kini bagaimana perasaan kaumnya tersebut terhadap dirinya.

"Wahai kaum Yahudi," kata Abdullah, "bertakwalah kalian semua kepada Allah. Terimalah agama yang telah dibawa Muhammad. Demi Allah, sesungguhnya kalian benar-benar telah mengetahui bahwa dia (Muhammad) adalah utusan Allah. Bukankah kalian juga membaca Taurat? Demi Allah, saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Saya beriman kepadanya dan membenarkan segala ucapannya."

"Kamu jahat dan bodoh. Kamu tidak bisa lagi membedakan kebenaran dari kebatilan," seru mereka. Orang-orang Yahudi ini langsung keluar dari tempat pertemuan sembari mencaci maki Abdullah dan Nabi SAW.

"Engkau lihat, wahai Rasulullah, bagaimana orang-orang Yahudi itu. Mereka tidak mau menerima kebenaran meskipun sudah terang di hadapan mereka," kata Abdullah bin Salam.Rol

No comments: