Lelaki Buta yang Mencintai Rasulullah

Abdullah bin Ummi Maktum adalah seorang sahabat Nabi dari kalangan difabel netra. Red: Hasanul Rizqa Ilustrasi Sahabat Nabi.
Foto: Republika
Ilustrasi Sahabat Nabi. Abdullah bin Ummi Maktum hanyalah lelaki biasa dari Makkah. Kedua matanya buta sejak kecil. Tidak banyak yang diketahui dari sosok ini sebelum masa kedatangan Islam. Namanya mulai tercatat dalam sejarah ketika Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi di kota kelahirannya.

Waktu itu, Rasulullah SAW kerap membuka majelis ilmu di kediaman Ibnu al-Arqam. Yang datang dari pelbagai golongan, mulai dari kaum papa hingga saudagar rekan dagang Nabi SAW.

Orang-orang lemah, seperti Ibnu Ummi Maktum datang secara diam-diam ke rumah Ibnu al-Arqam untuk mendengar penuturan Rasulullah, sosok yang sejak belia sudah bergelar al-Amin (orang paling terpercaya).

Seperti dinarasikan dalam kitab Shuwar min Siyar ash-Shahabiyyat (2015) karya Abdul Hamid as-Suhaibani, Ibnu Ummi Maktum begitu terpesona mendengarkan ayat suci Alquran yang disampaikan Nabi Muhammad dalam majelis tersebut.

Firman Allah langsung turun ke hatinya dan memberikan ketenangan dalam diri lelaki buta itu. Ibnu Ummi Maktum merupakan salah satu yang pertama-tama memeluk Islam sebelum Nabi melakukan dakwah secara terang-terangan.

Pada akhirnya kondisi Makkah benar-benar tidak kondusif untuk penyebaran risalah Islam. Kaum kafir Quraisy sangat semena-mena membatasi hak warga Makkah yang telah menjadi Muslim. Saat itulah, Allah telah mengizinkan Rasulullah mengadakan hijrah. Apalagi, sejumlah utusan dari Yastrib (nama Madinah sebelumnya) sudah mendatangi Rasulullah dan melakukan sumpah setia (baiat).

Ibnu Ummi Maktum berserta istri dan anaknya termasuk golongan Muslim Makkah yang berpindah ke Yastrib sebelum hijrahnya Rasulullah SAW. Di Madinah, Ibnu Ummi Maktum lebih dikenal dengan nama Abdullah bin Qais.

Ibnu Ummi Maktum mencintai Rasulullah melampaui diri dan keluarganya. Tapi, sosok sahabat Nabi ini cukup mengemuka setelah sebuah kejadian yang menjadi konteks turunnya surah Abasa ayat 1-4.

Menurut Ibnu Katsir, beberapa ahli tafsir Alquran menyebutkan bahwa suatu hari Rasulullah sedang berbicara dengan salah seorang pemuka Quraisy yang diharapkan berpindah agama kepada Islam.

Saat itu, tiba-tiba Ibnu Ummi Maktum masuk ke dalam ruangan dan bertanya kepada Nabi ihwal Islam. Lelaki buta itu tak tahu dengan siapa Rasullulah sedang berbicara, sehingga ia mengajukan pertanyaannya berulang kali.Rol

No comments: