Mendoakan Azab Turun, Benarkah Nabi Nuh tidak Sabar?

Alquran memuat teks doa yang dipanjatkan Nabi Nuh AS. Red: Hasanul Rizqa ILUSTRASI Situs di negara Azerbaijan yang disebut sebagai makam Nabi Nuh.
Foto: dok wiki
ILUSTRASI Situs di negara Azerbaijan yang disebut sebagai makam Nabi Nuh.
Saat membaca terjemahan Alquran surah Nuh, sebagian orang mungkin meragukan kesabaran rasul Allah tersebut. Sebab, nabi yang telah berdakwah selama ratusan tahun itu meminta kepada Allah agar "tidak membiarkan satu pun" orang yang durhaka kepada-Nya di muka bumi.

وَ قَالَ نُوۡحٌ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى الۡاَرۡضِ مِنَ الۡكٰفِرِيۡنَ دَيَّارًا‏

اِنَّكَ اِنۡ تَذَرۡهُمۡ يُضِلُّوۡا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوۡۤا اِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا

"Dan Nuh berkata, 'Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur'" (QS Nuh: 26-27).

Pertama-tama, kita mesti memahami terlebih dahulu konteks di balik sikapnya itu. Nabi Nuh AS adalah seorang rasul Allah yang ulul azmi, yaitu para utusan-Nya yang memiliki keteguhan hati luar biasa. Jadi, tuduhan bahwa nabi tersebut tidak sabar justru berasal dari ketidaktahuan penuding terhadap kisahnya.

Kaum Nuh adalah masyarakat yang keras kepala, menolak kebenaran dan terus-menerus menantang Nabi Nuh. Mereka meminta agar Nabi Nuh mendatangkan azab Allah sebagai bukti kebenaran dakwahnya. Alquran surah Hud mengabadikan perkataan mereka.

"Mereka berkata, 'Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar'" (QS Hud: 32).

Meskipun mendapatkan tantangan ini, Nabi Nuh tetap tenang. Ia menjelaskan bahwa keputusan mengenai azab bukanlah kewenangannya, melainkan sepenuhnya berada di kendali Allah.

"Dia (Nuh) menjawab, 'Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri'" (QS Hud: 33).

Selama 950 tahun, Nabi Nuh tanpa henti berdakwah, baik siang maupun malam, meskipun ia menghadapi berbagai rintangan dan ejekan. "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, namun seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)" (QS Nuh: 6-7).

Kaum Nuh bahkan menolak seruannya dengan menutupi telinga dan wajah mereka. Tindakan ini menunjukkan penolakan yang ekstrem terhadap ajaran yang disampaikan sang nabiyullah.

"Setiap kali aku menyeru mereka agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinga dan menutupkan bajunya" (QS. Nuh: 8)

Allah kemudian mengungkapkan kepada Nabi Nuh bahwa tidak ada lagi dari kaumnya yang akan beriman. Ini merupakan momen sulit bagi sang nabi, tetapi ia tetap mengikuti perintah Rabb semesta alam.

"Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman" (QS Hud: 36)

Mendengar wahyu ini, Nabi Nuh menyadari bahwa azab-Nya sudah dekat. Ia pun berdoa kepada Allah agar tidak menyisakan orang-orang kafir.

"Rabb-ku, jangan engkau sisakan seorang pun orang kafir di atas bumi ini" (QS Nuh: 26).

Dalam sejarah, ketika sebuah kaum melampaui batas, Allah menurunkan adzab di dunia. Contohnya, kaum ‘Ad yang dihancurkan dengan angin topan, dan umat Nabi Luth yang dibinasakan dengan hujan batu api. Namun, umat Nabi Muhammad SAW mendapatkan kesempatan untuk bertobat, dengan azab yang ditunda hingga akhirat.

Kaum Nabi Nuh diazab dengan datangnya air bah yang luar biasa besar. Hamparan tanah berubah membentuk lautan yang sangat luas.

"Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung" (QS Hud: 42).Rol

No comments: