Pelopor Pasukan Berani Mati Ikrimah bin Abu Jahal

Syahidnya Yahya Sinwar:...
Ikrimah syahid bersama anaknya dalam pertempuran Yarmuk, yakni pertempuran melawan Romawi. Ilustrasi: AI
Syahidnya Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar , dalam baku tembak dengan tentara Zionis Israel mengingatkan kita akan peristiwa di zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin . Kala itu, sejumlah pahlawan Islam juga syahid dalam memerangi pasukan kafir.

"Sinwar naik terus maju dan tidak mundur, terlibat di garis depan, bergerak di antara posisi tempur," kata Khalil al-Hayya, kepala cabang Hamas di Gaza saat mengumumkan syahidnya pahlawan Islam itu.

Pada era Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq peristiwa semacam itu juga pernah terjadi. Sejumlah pahlawan Islam bertempur habis-habisan sampai napas terakhir. Sebut saja salah satunya Ikrimah bin Abi Jaha l.

Ikrimah syahid bersama anaknya dalam pertempuran Yarmuk, yakni pertempuran melawan Romawi.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Abu Bakr As-Siddiq - Yang Lembut Hati" (Pustaka Litera AntarNusa, (1987) menceritakan di pihak Muslimin jumlah tentara yang terbunuh dalam pertempuran Yarmuk itu juga tidak sedikit, mencapai 3.000 orang.

Di antara mereka terdapat sahabat-sahabat besar, para panglima terpandang dan yang sudah pernah berjuang mati-matian.

Bertempur Mati-matian

Haekal menuturkan, dalam pertempuran Yarmuk itu, pihak Romawi bertempur mati-matian. Mereka membantai setiap Muslim yang jatuh ke tangan mereka. Oleh karenanya pertempuran jadi makin sengit, yang berlangsung sepanjang hari.

Ikrimah dan pejuang Islam lainnya tak ada yang beranjak mundur, setapak pun, setelah mereka berikrar mempersembahkan hidup untuk Allah.

Mereka dalam pertempuran sengit yang terus-menerus dari awal sampai akhir. Setelah matahari terbenam, kekuatan Romawi sudah mulai lemah, wajah-wajah pahlawan mereka mulai tampak lesu.

Khalid bin Walid melihat mereka akan melarikan diri untuk mendapatkan jalan keluar. Tetapi ke mana mereka hendak lari, di belakang mereka jurang, di depan pasukan Muslimin.

Khalid memperkirakan larinya mereka itu akan makin memperlemah kawan-kawannya sendiri. Khalid memerintahkan anak buahnya agar mereka diberi jalan yang menuju ke lembah.

Begitu melihat ada jalan untuk menyelamatkan diri, pasukan berkuda Romawi itu lari cerai-berai kian ke mari. Ketika itulah Khalid dengan pasukan berkudanya menghantam pasukan infantri Romawi dan menyerbu tempat perlindungan mereka.

Pasukan Romawi mundur terus. Tetapi di belakang mereka ada jurang Waqusah, dan seperti dinding yang roboh dari dasarnya, mereka ramai-ramai berjatuhan terjerumus ke dalamnya.

Pasukan Muslimin terus mengadakan tekanan supaya mereka terus mundur. Akhirnya kelompok demi kelompok mereka berjatuhan ke dalam jurang itu.

Demikianlah terjadi bertubi-tubi, sehingga konon mereka yang terbunuh mencapai 100.000 orang, dan ada pula yang menyebutkan 120.000 orang.

Hari itu Theodorus, saudara Heraklius juga terbunuh, di samping sejumlah besar perwira Romawi yang juga terbunuh. Yang masih selamat dari maut di antaranya Caycar dan beberapa orang bangsawan Romawi lainnya.

Pasukan Berani Mati

Allah memberinya cahaya Hidayah kepada Ikrimah dan menjadi pelopor (pencetus) pasukan berani mati dalam sejarah Islam. padahal di masa remaja Ikrimah tumbuh di Makkah saat kedengkian dan permusuhan kepada Islam dan Nabi Muhammad digaungkan oleh ayahnya, Abu Jahal.

Keberanian Ikrimah di medan perang diceritakan dalam banyak riwayat. Ketika perang melawan pasukan Romawi yang berjumlah ratusan ribu orang, Ikrimah tampil bak singa mengamuk. Ia berjuang mati-matian menembus pasukan Romawi.

Suaranya yang lantang menggelegar bagaikan petir mengejutkan pasukan kaum muslimin: "Wahai kaum muslimin, siapakah di antara kalian yang siap sumpah setia untuk berperang hingga titik darah penghabisan?"

Sejumlah 400 orang pasukan muslim merapat ke Ikrimah. Merekalah yang dalam sejarah dikenal dengan "Pasukan Berani Mati". Melihat itu, Khalid bin Al-Walid bergegas mendekati Ikrimah dan berusaha mencegahnya agar tidak mengorbankan dirinya.

Ikrimah menatap Khalid sambil berujar: "Biarkan aku mengambil keputusan ini wahai Khalid. Engkau telah lebih dahulu melakukan banyak kebaikan bersama Rasulullah. Sedangkan Aku dan Ayahku adalah orang yang paling keras menentang Rasulullah. Biarkan Aku menebus kesalahan masa laluku. Dahulu aku memerangi Rasulullah dalam berbagai peperangan, apakah hari ini aku harus lari dari kepungan Romawi? Hal ini tidak boleh terjadi."

Pasukan Romawi dikejutkan dengan pergerakan Pasukan Berani Mati pimpinan Ikrimah yang bergerak maju menyerang dan menebas leher mereka. Pasukan berani mati ini terus maju merangsek memukul mundur ribuan pasukan Romawi yang kala itu mengepung pasukan muslimin.

Ikrimah bin Abi Jahal terus maju hingga ke jantung kekuatan pasukan Romawi. Perjuangan Ikrimah dan ratusan pasukan muslim yang menyertainya membuat pasukan Romawi kucar-kacir.

Komandan pasukan Romawi memerintahkan seluruh anak panah diarahkan kepada pasukan berani mati. Kuda yang ditunggangi Ikrimah pun terjatuh di tengah medan perang lantaran banyaknya anak panah menancap di kudanya. Ikrimah melompat dari kudanya dan terus menerjang ribuan pasukan Romawi dengan pedangnya. Kini anak-anak panah Romawi diarahkan kepada Ikrimah.

Pasukan Romawi hampir tidak percaya dengan pemandangan yang ada di hadapan mereka. 400 pasukan muslim berani mati telah bersumpah setia terus maju di medan perang. Pasukan Romawi mundur ke belakang melarikan diri. Teriakan Takbir yang digaungkan pasukan berani mati membuat pasukan Romawi kabur sehingga pengepungan terhadap pasukan muslimin gagal.

Khalid bin Walid bergegas mencari Ikrimah yang juga sepupunya di tengah pasukan yang bergelimpangan. Tubuh Ikrimah didapatinya bersimbah darah tidak jauh dari Al-Harits bin Hisyam dan Ayasy bin Abi Rabiah yang juga terluka parah. Ikrimah tergeletak terkena 70 tikaman di dadanya.

Kala itu Harits bin Hisyam meminta seteguk air. Namun sebelum meminumnya, ia melihat Ikrimah bin Abi Jahal terbaring lemah tidak jauh darinya. Haris mengatakan kepada orang yang membawa air: "Berikan air itu kepada Ikrimah, karena ia lebih haus daripada aku."

Ketika pembawa air mendekati Ikrimah dan akan meneguknya, Ikrimah melihat Ayasy yang tidak jauh darinya. Ikrimah meminta pembawa air agar memberikannya kepada Ayasy terlebih dahulu.

Namun Ayasy menolaknya sembari berkata: "Aku tidak akan meminum air itu sampai saudaraku yang meminta pertama kali meminumnya."

Akhirnya pembawa air kembali ke tempat Harits bin Hisyam. Namun sayang, ia mendapati Harits telah mengembuskan nafas terakhirnya.

Saat mereka menengok Ikrimah, Ikrimah pun telah syahid. Air pun dibawa ke Ayasy, namun Ayasy juga sudah tak bernyawa lagi. Para sahabat mulia ini telah menunaikan janjinya. Allah mewafatkan mereka di medan perang.

(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: