Perbuatan Abu Bakar dan Marahnya Rasulullah Abu Bakar merupakan sahabat Nabi SAW yang sangat setia. Red: Hasanul Rizqa
Antara keluarga Abu Bakar dan Nabi SAW sesungguhnya tidak terpaut jauh. Abu Bakar bernama asli Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi at-Taimi.
Dia berasal dari keluarga Tamimi. Adapun Rasulullah SAW berasal dari keluarga Bani Hasyim. Bagaimanapun, keduanya sama-sama berasal dari Suku Quraisy. Saat berusia dewasa pun, keduanya menggeluti bidang perniagaan sebagai mata pencaharian. Mereka terbilang sangat sukses dalam bisnis masing-masing.
Namun, suatu waktu, Rasulullah SAW pernah tidak menyukai apa yang dilakukan sahabatnya yang satu ini. Bahkan, beliau sampai marah kepada Abu Bakar. Apakah perkara itu?
Diceritakan dalam buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW karya Fuad Abdurahman, suatu ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama Abu Bakar. Tiba-tiba muncul seseorang yang mencela Abu Bakar.
Menyaksikan tingkah orang itu, Rasulullah hanya diam dan tersenyum. Namun, Abu Bakar merasa jengkel dan kesal mendengar celaan orang itu, sehingga ia pun balas mencelanya.
Namun, Rasulullah justru tidak menyukai kelakuan Abu Bakar. Beliau bangkit berdiri dan merengkuh pundak Abu Bakar dengan raut muka yang menampakkan kemarahan.
Tentu saja Abu Bakar merasa heran dan bertanya, "Ya Rasul ketika orang itu mencelaku kau tetap duduk dan diam, namun ketika aku membantah celaannya mengapaq engkau tanpak marah dan berdiri?".
Rasulullah SAW menjelaskan, "Ketika kau diam tidak membalas, ada malaikat yang menyertaimu dan ialah yang membantah celaan orang itu. Namun ketika kau mulai membantahnya, malaikat itu pergi dan yang datang adalah setan."
Abu Bakar terdiam mendengar penjelasan Rasulullah. Kemudian beliau melanjutkan,
"Hai Abu Bakar ada tiga hal yang semuanya benar. Pertama, ketika seseorang hamba dizalimi kemudian ia memaafkannya karena Allah, niscaya Allah akan memuliakannya dengan pertolongan-Nya. Kedua, ketika seorang hamba memberi sedekah dan menginginkan kebaikan, Allah akan menambah banyak hartanya. Ketiga, ketika seorang hamba meminta harta kepada manusia untuk memperbanyak hartanya, niscaya Allah tambahkan kepadanya kekurangan."
Dari cerita di atas dapat diketahui bahwa Rasulullah SAW melarang umatnya untuk tidak mudah tersulut emosi dan marah.
Dalam kesempatan lain, beliau juga bersabda, "Jika engkau marah, diamlah. Jika engkau marah, diamlah. Jika engkau marah, diamlah."Rol
No comments:
Post a Comment