Siapa Firaunnya Umat Rasulullah?
Di antara mereka adalah seorang pria yang berjulukan "Firaun-nya umat Islam." Dialah Abu Jahal alias Amr bin Hisyam.
Pernah Abu Jahal berseru kepada kaumnya, "Wahai sekalian orang-orang Quraisy! Sesungguhnya Muhammad tidak akan mau berhenti dari mencela agama kita (menyembah berhala), mencaci-maki nenek moyang kita, dan membodoh-bodohkan sesembahan kita. Oleh karena itu, aku benar-benar bersumpah demi Allah. Au besok akan menghadang dia dengan membawa batu terbesar. Kalau dia (Muhammad SAW) bersujud dalam shalatnya di depan Ka'bah, maka aku akan pecahkan kepalanya dengan batu itu!"
Fitnah Abu Jahal terhadap Nabi SAW sedemikian besar. Seperti tampak dari sumpahnya, sesungguhnya dia beriman kepada eksistensi Allah SWT. Hanya saja, dia sebagaimana kaum musyrikin umumnya, menganggap penyembahan terhadap Allah mesti diperantarai berhala-berhala. Padahal, syariat tauhid tidak membenarkan hal itu.
Kebenciannya terhadap Islam antara lain karena sifat egaliter yang dibawa ajaran tauhid. Semua orang sama kedudukannya di dalam agama Islam. Yang membedakan hanyalah ketakwaan terhadap Allah SWT. Sementara, Abu Jahal menikmati kedudukannya sebagai pemuka Quraisy.
Selain itu, toh Abu Jahal sehari-hari menjual berhala kepada penduduk Makkah. Bila sampai Islam tersebar luas, maka orang-orang akan meninggalkan penyembahan terhadap berhala. Jika itu terjadi, siapa lagi yang akan membeli berhala miliknya? Bisnisnya akan gulung tikar.
Pernah suatu ketika, Abu Jahal diamanati mengurus seorang anak yatim. Namun, belakangan dia memakan harta si anak itu tanpa persetujuannya. Bahkan, anak yatim ini lantas diusirnya dari rumah. Tidak ada tempat mengadu selain Rasulullah SAW.
Maka Nabi SAW bersama anak yatim itu menemui Abu Jahal. Beliau meminta agar harta milik si anak dikembalikan.
Abu Jahal tewas dalam kancah Perang Badar pada tahun kedua Hijriah. Keadaannya tetap kafir.
Seperti diriwayatkan dalam pelbagai kitab hadits sahih, begitu Rasulullah SAW menerima kabar itu, maka beliau berkata, "Fir'aun umat ini telah terbunuh."
Abu Jahal tewas
Dalam Perang Badar, pasukan Muslimin berhadapan dengan balatentara kafir Quraisy yang berjumlah lebih banyak. Bagaimanapun, umat Rasulullah SAW ini tak gentar sedikit pun.
Saat itu, Abdurrahman bin Auf berdiri di tengah sejumlah pasukan Muslimin. Kemudian, sahabat Nabi SAW ini dihampiri seorang pemuda dari kalangan Anshar. Namanya adalah Mu'adz bin Afra.
“Wahai paman, apakah paman mengenal Abu Jahal?” tanya pemuda usia 16 tahun itu.
“Ya, kenal. Tetapi, ada keperluan apa kamu dengannya?”
“Saya mendengar Abu Jahal selalu memaki-maki Rasulullah SAW selama di Makkah. Demi Allah Yang menguasai diriku. Kalau saya melihatnya (Abu Jahal), tidak akan berpisah sebelum salah satu dari kami mati terlebih dahulu!” tegas Mu’adz.
Abdurrahman bin Auf terkesan dengan kata-kata pemuda itu.
Tidak lama berselang, datang pemuda lainnya yang juga dari Anshar. Dia merupakan adik dari Mu’adz, yakni Mu’awwidz bin Afra.
“Wahai paman, apakah paman tahu Abu Jahal?” tanya Mu’awwidz kepada Abdurrahman.
“Ya, dan apa keperluanmu dengannya?”
“Saya mendengar Abu Jahal selalu bersikap keras terhadap Rasulullah SAW di Makkah. Demi Allah, saya ingin membunuhnya,” jawab sang adik usia 15 tahun itu.
Sekonyong-konyong, Abdurrahman melihat sosok Abu Jahal di kejauhan. Dia dapat memastikan itulah sang musuh Allah, walaupun Abu Jahal saat itu tampil dengan balutan baju besi di seluruh tubuhnya kecuali mata dan sebagian wajah.
“Itu Abu Jahal!” seru Abdurrahman bin Auf sambil menunjuk orang yang dimaksud.
No comments:
Post a Comment