Kisah Rasulullah dan Bocah Penggembala Kambing

 Anak ini sangat takjub melihat mukjizat yang ditunjukkan Rasulullah SAW. Red: Hasanul Rizqa ILUSTRASI Gembala kambing

Foto: dok wiki
ILUSTRASI Gembala kambing

 Abdullah bin Mas'ud adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Hidayah Allah menyinari hatinya sejak ia masih berusia anak-anak.

Perjumpaannya yang pertama dengan Rasulullah terjadi tanpa disengaja. Waktu itu, dirinya masih bekerja sebagai gembala cilik di peternakan milik seorang musyrik.

Ada ratusan ekor kambing yang digembalakannya. Dalam menjalankan tugasnya, Ibnu Mas'ud kecil sangat cermat dan bertanggung jawab.

Tidak seekor kambing pun dibiarkannya berkeliaran jauh terpencil dari kerumunan kambing-kambing yang lain. Alhasil, tidak ada hewan ternak milik majikannya yang diterkam serigala, yang kerap mengintai dari jauh.

Tanpa disadari Ibnu Mas'ud, dua orang lelaki yang sedang berjalan di dekat tempatnya berada. Keduanya baru saja keluar dari Kota Makkah secara sembunyi-sembunyi. Mereka adalah Muhammad SAW dan Abu Bakar ash-Shiddiq.

Dua orang yang sedang berhijrah menuju Madinah—ketika itu bernama Yastrib—tersebut melalui peternakan milik majikan Ibnu Mas'ud. Mereka dalam keadaan lemah dan lapar.

Nabi SAW dan Abu Bakar melihat Ibnu Mas'ud sedang menggembala ratusan kambing di sana. Keduanya pun menghampiri anak itu.

Sang bocah ditanya, apakah ada dari sekian banyak kambing yang digembalakannya dapat menghasilkan susu. Kalaupun ada, bolehkah air perahan itu diberikan kepada mereka berdua.

Sayang sekali, Ibnu Mas'ud tidak bisa menyanggupi permintaan tersebut. Bukannya tidak mau, tetapi hanya tidak mampu. “Ada kambing-kambing di sini yang bisa mengeluarkan air susu, tetapi semuanya bukanlah kepunyaanku,” katanya.

“Kambing-kambing ini adalah amanah orang lain yang ada padaku,” jawab lelaki muda itu menambahkan.

Nabi SAW lalu diberi tahu, siapa pemilik peternakan tersebut. Namanya adalah Uqbah bin Abu Mu'ith. Saudagar ini adalah seorang musyrik yang ikut menentang perkembangan Islam di Makkah.

Jawaban Ibnu Mas'ud tidak membuat Rasulullah SAW murung, apatah lagi gusar. Sebab, perkataan anak gembala ini menunjukkan keluhuran budi pekerti. Walau tidak diawasi langsung oleh majikannya, ia tetap jujur; tidak mau mengkhianati amanah.

Rasul SAW berkata, “Sikapmu yang amanah itu sejalan dengan ajaran Islam.”      

      “Apa itu Islam?” tanya anak lelaki tersebut.

Maka Nabi SAW membacakan beberapa ayat Alquran kepadanya. Ibnu Mas'ud menyimaknya dengan penuh perhatian dan kekaguman. Sebab, belum pernah ia sebelumnya mendengarkan kata-kata yang begitu indah sebagaimana Alquran.

Rasulullah SAW kemudian meminta izin kepada Ibnu Mas'ud agar didekatkan dengan seekor anak kambing yang belum dapat mengeluarkan air susu. Maksudnya ialah, agar tidak mengganggu sifat amanah sang penggembala muda. Sebab, anak kambing yang didekatkan itu memang belum waktunya menghasilkan susu.

Ibnu Mas'ud pun memenuhi permintaan beliau tersebut. Setelah anak kambing itu diletakkan di depan, Nabi Muhammad SAW lalu mengikat dan mengusap kantung susu hewan itu. Dari lisannya beliau, terucap kata-kata doa yang tidak dipahami sang penggembala cilik.

Ajaib! Kantung susu anak kambing ini menjadi penuh. Abu Bakar kemudian meletakkan dua wadah di bawahnya, lalu memerah air susu anak kambing tersebut. Ia lalu meminumnya hingga kenyang.

Rasulullah SAW menyilakan Ibnu Mas'ud untuk ikut menikmati air susu tersebut. Sang penggembala kecil pun meminumnya sampai kembung. Kemudian, Nabi SAW meminum bagian beliau.

Sesudah itu, al-Musthafa berkata, “Mengempislah.”

Seketika, kantung susu anak kambing itu mengempis seperti semula. Kemudian, hewan ini kembali ke kerumunan sesamanya.

Ibnu Mas'ud sangat takjub. Ia langsung meminta kepada Rasulullah SAW untuk diajarkan kata-kata yang baru saja diucapkan beliau sebelum memerah anak kambing tadi.

Rasulullah SAW pun mengajarkannya beberapa ayat Alquran. Wajah Nabi SAW tampak cerah ketika melihat anak tersebut begitu antusias mendengarkan pelajaran.

Ibnu Mas'ud pun mengucapkan dua kalimat syahadat, penanda bahwa dirinya menjadi Muslim sejak saat itu. Sambil mengusap-usap kepala gembala cilik itu, Nabi SAW bersabda, “Sungguh, engkau akan menjadi seorang yang cendekia!”Rol

No comments: