Profesor Husaini: Sebelum Jadi Aswaja, Kerajaan Islam Pertama di Aceh Berpaham Syiah
Kerajaan yang berada di Aceh Besar tersebut dikuasai oleh tiga dinasti yang mempunyai paham berbeda, yakni Dinasti Manteu, Dinasti Po Liong dan Dinasti Alaiddin. Dinasti Manteue memerintah di Aceh Besar yang berpusat di Seumileuek. Salah satu rajanya adalah Maharaja Po Tuan Meuri dan tahtanya diwariskan kepada turunannya.
Salah satu keturunannya adalah Maharani Putro Budian yang kemudian kawin dengan Maharaja Po Liang, seorang bangsawan Campa Indo Cina yang datang ke Aceh dan berhasil mengembangkan agama Buddha di Aceh Raya. Dia kemudian diangkat sebagai Raja Lamuri Pertama. "Pemerintahan Buddha di Lamuri berlangsung sampai Maharaja Binsih Raja Lamuri yang ke-4,"ujar Husaini dalam Sidang Terbuka Pengukuhan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Aceh pada Rabu (13/11/2024) yang ditayangkan di akun Youtube Universitas Syiah Kuala.
Kerajaan Lamuri kemudian beralih ke Islam di bawah Maharaja Lam Teuba dari aliran Syiah. Dia menerima Islam dari pendakwah seorang Arab yang datang ke Lamuri bertahun 754. Dia pun mengembangkan aliran Islam Syi’ah yang tumbuh dan berkembang di Lamuri hingga raja ke-18 yang bernama Maharani Putro Ti Seuno.
“Tidak heran di Aceh sekarang bahwa budaya syiah tumbuh dan berkembang karena hampir 450 tahun lebih bahwa di Aceh dulu telah tumbuh dan berkembang syiah,"ujar Husaini.
Dinasti Poliang berakhir ditandai dengan perkawinan Putro Ti Seuno dengan Johan Syah yang kemudian menjadi Sultan Alaiddin Johan Syah. Raja Kerajaan Lamuri Islam Ahlussunnah Waljamaah yang pertama (1205-1235). Dari sini muncul cikal bakal kerajaan Aceh yang dimulai dengan Dinasti Alaiddin.
No comments:
Post a Comment