Saat Nabi Yunus Lari dari Kaumnya

Kisah Nabi Yunus disebut dalam Alquran. Red: Hasanul Rizqa Masjid Nabi Yunus di Mosul, Irak. Kini, kondisinya sudah rusak berat usai diserang ISIL.
Foto: dok wiki
Masjid Nabi Yunus di Mosul, Irak. Kini, kondisinya sudah rusak berat usai diserang ISIL.
Allah mengutus Nabi Yunus 'alaihis salam kepada penduduk Ninawa di Negeri Mushil. Utusan Allah itu menyeru mereka agar menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun, banyak kaum itu justru mendustakannya.

Dikutip dari Mukhtashar al-Bidayah wa an-Nihayah karya Ibnu Katsir, keadaan sedemikian rupa ini terus berkepanjangan. Pada akhirnya, Nabi Yunus meninggalkan mereka. Sebelum keluar dari kota, sang nabi memperingatkan kaumnya itu akan datangnya azab dari Allah.

Beberapa malam sejak kepergian Nabi Yunus, mereka menyaksikan kebenaran turunnya azab Allah. Maka timbul ketakutan dalam hati mereka. Inilah yang membuat kaum tersebut ingin segera bertobat dan kembali kepada Allah.

Mereka menyesali perbuatan mereka kepada nabi mereka. Mereka mengenakan pakaian dari bulu dan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Laki-laki, perempuan, anak laki-laki, anak perempuan, dan para ibu sama-sama menangis.

Unta, sapi, dan kambing mengeluarkan suara. Hari itu menjadi sangat dahsyat dan menakutkan. Dengan kekuatan, kekuasaan, kasih sayang, dan rahmat-Nya, Allah Yang Maha Agung membebaskan mereka dari adzab. Mereka berjumlah 100 ribu orang.

Diperselisihkan apakah Nabi Yunus diutus kepada mereka sesudah atau sebelum peristiwa dalam perut ikan. Yakni ketika Yunus AS pergi dengan murka karena kaumnya, lalu naik kapal laut, terombang-ambing oleh gelombang karena kapal terlalu penuh sehingga hampir karam.

Mereka bermusyawarah dan sepakat untuk mengundi orang yang akan dilempar dari kapal agar kapal lebih ringan. Ketika undian dijalankan, ternyata jatuh kepada Nabi Yunus. Akan tetapi mereka tidak rela dengan itu, maka mereka mengulangnya.

     Namun, ternyata undian jatuh lagi kepada Nabi Yunus. Ia pun bertekad untuk melemparkan dirinya. Namun orang-orang tidak merelakannya, maka mereka mengulang undian untuk ketiga kalinya.

Lagi-lagi undian jatuh kepadanya, karena Allah memang hendak menjadikan sesuatu yang agung. Ia pun melemparkan diri ke laut. Allah Subhanahu wa Ta ala lalu mengutus seekor ikan besar, lalu menelannya.

Allah memerintahkan kepada ikan itu, "Jangan engkau makan dagingnya. Jangan pula engkau cerna tulangnya. Dia bukan rezekimu." Ikan mengambil Nabi Yunus dan membawanya berputar di dalam laut.

Ketika ia sadar dirinya di dalam perut seekor ikan, ia menyangka dirinya telah mati, maka ia gerakkan anggota badannya, dan ia lalu sadar bahwa dirinya masih hidup. Ia lalu menyungkurkan diri bersujud kepada Allah dan berkata, "Wahai Rabb, aku bersujud kepada Engkau di tempat yang belum pernah seorang pun pernah bersujud kepada-Mu di dalamnya."

Para ulama berselisih tentang durasi Nabi Yunus berada di dalam perut ikan. Menurut Qatadah, tiga hari. Menurut Abu Ja’far ash-Shaadiq, tujuh hari. Ada pula yang menyebut 40 hari.

Pada akhirnya, Allah memerintahkan ikan besar itu memuntahkan Nabi Yunus ke pinggir pantai. Di sana, Allah menumbuhkan sebuah pohon labu, yang dengan buahnya itu sang nabi mendapatkan makanan dan minuman. Perlahan, kondisinya yang amat lemah menjadi lebih kuat.

"Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.– Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu” (QS ash-Shaaffaat: 145-146).

Allah lalu memerintahkan Nabi Yunus untuk kembali kepada kaumnya. Sang nabi juga diberi tahu bahwa kini mereka telah bertobat.

"Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu" (QS. ash-Shaaffaat: 147-148).

No comments: