Sejak Kecil Nabi Muhammad Pekerja Keras, Bukan Pengangguran Tunggu Pemberian

Nabi Muhammad SAW kerap menggembalakan kambing. Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)
Sejak kecil hingga beranjak dewasa Nabi Muhammad SAW bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan kambing milik orang Makkah. Beliau pergi menggembala bersama saudara sesusuannya. 

Nabi Muhammad SAW juga pernah menggembalakan domba milik Bani Asad. Selanjutnya, beliau bekerja kepada penduduk Makkah dengan gaji tetap. 

Nabi Muhammad SAW kerap menggembalakan kambing-kambing itu hingga jauh di luar Kota Makkah.

Tentang pekerjaannya ini Rasulullah pernah berujar, "Tak seorang pun di antara para Nabi yang tidak mengembalakan domba.”

Seorang sahabat bertanya, “Dan engkau juga, wahai Rasulullah?”

Rasulullah SAW menjawab, “Ya, aku juga.”

Ketika usia Nabi Muhammad SAW beranjak dewasa, beliau mencari nafkah dengan berdagang atau mengelola barang dagangan orang lain. Karena keahliannya itulah beliau dipercaya oleh salah satu saudagar Makkah, yakni Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, untuk mengelola perdagangannya. 

Sayyidah Khadijah adalah saudagar kaya yang disegani, yang sering mempekerjakan para pemuda Makkah untuk mengelola usahanya. Saat mendengar keuletan, kejujuran, dan keluhuran akhlak Nabi Muhammad SAW, Khadijah memanggilnya, dan menyuruhnya untuk membawa barang dagangannya ke Negeri Syam (Suriah).

Sayyidah Khadijah memercayakan barang dagangan dalam jumlah yang banyak kepada pemuda jujur yakni Nabi Muhammad SAW. Untuk menemani Nabi Muhammad dalam perjalanan niaga itu Sayyidah Khadijah memerintahkan salah seorang budaknya yang bernama Maisarah. 

Keduanya berangkat menuju Syam untuk berdagang. Nabi Muhammad SAW menjalankan kepercayaan itu dengan sungguh-sungguh. Beliau kerahkan segala kecakapannya berdagang disertai perilakunya yang jujur dan ramah.  

      Maka tidak mengherankan jika dalam perjalanan dagangnya itu Nabi Muhammad dan Maisarah mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat lebih besar dibanding modal yang dipercayakan Sayyidah Khadijah.

Dikisahkan bahwa ketika kaum Quraisy, yang bersekutu dengan kaum Yahudi, dan beberapa kabilah Arab lain berangkat untuk menyerang Madinah, Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk menggali parit, atas usul Salman Al-Farisi. Semua kaum Muslim bekerja keras menggali parit sebagai strategi pertahanan menghadapi serangan kaum Quraisy dan sekutunya. 

Tidak ada seorang pun yang santai dan berleha-leha. Semua orang turun tangan menggali, termasuk Nabi Muhammad SAW sendiri bekerja keras. Beliau tidak hanya memerintah dan mengawasi. Beliau juga turun langsung ikut menggali bersama kaum Muslim, dikutip dari buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW yang ditulis Fuad Abdurahman.


Nabi Muhammad SAW mengangkut tanah juga bebatuan sambil menyembunyikan rasa laparnya. Beliau menyenandungkan syair berikut ini:

Tiada daya jika bukan karena-Mu

Kami takkan mendapatkan petunjuk

Takkan bersedekah dan takkan sholat

Berikan ketenangan dalam hati kami

Kukuhkan kaki kami saat hadapi mereka

Kaum musyrik telah berbuat melampaui batas 

Jika mereka meniupkan fitnah, kami menepisnya

Nabi Muhammad SAW sejak kecil dikenal sebagai pekerja yang tekun dan jujur, sehingga orang-orang Makkah menyukai dan memercayainya. Beliau juga tidak segan membantu dan berkorban demi orang lain. Bahkan, setelah diangkat sebagai Rasulullah dan menjadi pemimpin Madinah, beliau tidak segan atau malu bekerja keras dengan tangannya sendiri untuk membantu orang lain. Misalnya, beliau pernah bekerja mengumpulkan harta untuk membantu penebusan seorang budak dari majikannya.

Budak itu adalah Salman Al-Farisi, salah seorang sahabat besar yang dikenal dengan kecerdikan dan kegigihannya berjuang menegakkan kebenaran. Ia berasal dari tanah Persia. Didorong keinginan untuk mencari jalan yang benar dan lurus, ia tinggalkan tanah kelahiran hingga tiba di tanah Arab sebagai budak.Rol

No comments: