Setelah Melihat Tanda Kenabian di Punggung Nabi Muhammad, Pemuda Ini Masuk Islam
Tatkala sedang berada di atas pohon kurma, seseorang datang menyampaikan berita dengan nada marah kepada tuannya yang sedang duduk di bawah pohon kurma. "Celakalah Bani Qailah. Sekarang mereka berkumpul di Quba' menyambut kedatangan laki-laki dari Makkah yang mendakwakan dirinya Nabi."
Salman berasal dari Jayyan, Kota Isfahan, Persia. Bapaknya seorang petani kaya yang terpandang dan pemeluk agama Majusi yang taat. Dia ingin putra kesayangannya juga menjadi pemeluk Majusi yang taat. Oleh sebab itu Salman dikirimnya ke kuil, menjaga api yang mereka sembah jangan sampai padam.
Tapi, jalan hidupnya berubah setelah dia tertarik menyaksikan cara beribadah orang-orang Nasrani di gereja. Akhirnya dia kabur dari rumah bapaknya, dan memulai pengembaraannya dari satu gereja ke gereja lain, belajar agama dari satu pendeta kepada pendeta lainnya sampai akhirnya dia bertemu dengan pendeta di Amuria.
Setelah guru terakhirnya wafat, dia ikut sebuah kafilah Arab yang berjanji akan membawanya ke tanah Arab. Sebagai imbalannya Salman menyerahkan seluruh ternaknya kepada kafilah tersebut. Sayang dia ditipu.
Kafilah itu menjualnya sebagai hamba sahaya kepada seorang Yahudi dari Yatsrib. Sejak itulah Salman tinggal di Yatsrib dan menunggu-nunggu kedatangan Nabi terakhir itu.
Besoknya Salman datang ke Quba, menyuguhkan sepiring kurma kepada Nabi dan menyatakannya sebagai sedekah. Nabi menerima kurma dari Salman, lalu membagi habis kepada sahabat-sahabatnya.
Satu biji pun tidak beliau makan. Setelah di Madinah, Salman datang lagi menyuguhkan sepiring kurma kepada Rasulullah, kali ini menyatakannya sebagai hadiah. Nabi segera memakan sebiji kurma lalu mempersilakan para sahabat makan bersamanya. Apa yang dikatakan gurunya dulu tepat, Nabi yang terakhir itu tidak menerima sedekah, tapi menerima hadiah.
Salman semakin yakin bahwa beliau memang Nabi terakhir yang diutus. Tetapi untuk memastikannya, Salman ingin membuktikan satu hal lagi. Apakah memang di punggung beliau ada tanda kenabian. Kesempatan itu di dapatnya waktu di Baqi. Tatkala itu Nabi mengantar jenazah seorang sahabat, Salman sengaja mengitari Nabi berusaha melihat punggung Nabi.
Rupanya Nabi paham dan menjatuhkan kain yang menyelimuti punggungnya sehingga Salman dapat melihat tanda kenabian itu. Serta-merta dia memeluk Nabi, menciumi beliau sambil menangis. Itulah perjalanan panjang Salman mencari kebenaran. Berbahagialah Salman al-Farisi pada hari kematiannya, dan berbahagia pula dia kelak pada hari dibangkitkan kembali di akhirat.Rol
No comments:
Post a Comment